Abu Said Al Khudry r.a berkata: “Rasulullah duduk di atas mimbar dan kami duduk disekitarnya, kemudian Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan atas kalian sepeninggalku nanti, ialah terbuka lebarnya kemewahan dan keindahan dunia ini padamu”. (HR Bukhari dan Muslim).
Islam sebagai agama yang kompatibel bagi manusia tidak melarang umatnya untuk hidup kaya. Bahkan Islam memperbolehkan seseorang mencari harta sebanyak-banyaknya, namun tidak menjadikan kemewahan tersebut sebagai poros kehidupan, serta haram menjadikan aktivitas tersebut sebagai tujuan hidupnya. Ungkapan Rasulullah saw. di atas merupakan kekhawatiran beliau agar jika kita diberi kemudahan --dalam masalah rezeki-- jangan membuat kita lupa dan terperosok dalam gaya hidup mewah, hedonis, jauh dari kesederhanaan. Dunia memang indah, namun akhirat jauh lebih manis dan kekal abadi.
Hedonis atau gaya hidup mewah merupakan penyakit sosial yang secara sunatullah pasti akan menggiring manusia ke lebah jurang kehancuran. Gaya hidup demikian seringkali membuat orang malas, berfikir pendek, tanpa memiliki idealisme yang luhur dan cita-cita yang mulia, ingin enaknya saja, sehingga jelas-jelas akan bermuara pada kualitas sumber daya manusia yang bobrok.
Kirim SMS Gratis All Operator Indonesia
fomat--> ex;08123456789013 Jun 2011
5 Jun 2011
Budaya Saling Memberi Nasehat
Oleh: Izzuddin Abdul Majid, Lc. ________________________________ الحمد لله الذي فتح لعباده طريق الفلاح وأرشدهم إلى ما فيه الخير و البر و التقى وأمرهم بالتناصح على الحق وجعل أمرهم شورى بينهم ليتحقق لهم الفوز والنجاة . وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده والصلاة و السلام على محمد عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين.أما بعد،، فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ “ dakwatuna.com - Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…. Sering kita dengar dari keterangan dan penjelasan para ulama, para kiayi, ustazd, dan muballigh bahwa tugas paling penting dari para Rasul adalah menyampaikan risalah Allah swt. kepada ummat manusia. Urgensi isi risalah para rasul itu sama, yaitu “agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan mengingkari semua bentuk sesembahan selain Allah (thaghut).” Ternyata selain tugas mulia dan suci ini, para nabi banyak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai pemberi nasehat. Hal ini disebabkan karena manusia tidak cukup hanya menerima risalah dakwah Islam saja. Akan tetapi juga membutuhkan pemberi nasehat dan peringatan dalam hidupnya, karena manusia adalah mahluk pelupa dan pelalai, bahkan makhluk yang banyak berbuat kesalahan. Oleh karena itu, Allah swt. menyatakan: Wal ashri, innal insaana lafii khusrin, illalladziina aamanuu wa ‘amilush-shaalihaati watawaa shaubil haqqi watawaa shaubish-shabri. “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Asr) Semangat surat Al-Asr ini menjelaskan keharusan setiap orang untuk beriman dan beramal sholeh, jika ingin selamat baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan iman dan amal sholeh saja ternyata masih merugi, sebelum menyempurnakannnya dengan semangat saling memberi nasehat dan bersabar dalam mempertahankan iman, meningkatkan amal shaleh, menegakkan kebenaran dalam menjalankan kehidupan ini. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….
Langganan:
Postingan (Atom)