Kirim SMS Gratis All Operator Indonesia
fomat--> ex;08123456789011 Mar 2011
Cinta Dan Murka Alloh SWT
Setiap maujud yang telah mengangkat kepalanya
dari non maujud
adalah racun bagi seseorang tapi gula bagi yang lainnya
~ Rumi (Mawlawi Rumi, Matsnawi V : 4236)
HAKIKAT dari istilah-istilah cinta, murka, benci, atau pun keridhaan yang dinisbahkan kepada Allah bukanlah berarti Allah berada dibawah pengaruh emosi dan perubahan temperamen. Tidaklah mungkin bahwa Dia akan kecewa pada seseorang lalu kemudian Dia berubah menjadi senang atau sebaliknya Dia mencintai seseorang lalu kemudian berubah menjadi benci. Pada hakikatnya, cinta, murka, benci, ataupun keridhaan-Nya merupakan sifat kiasan. Apa yang dimaksud dengan cinta-Nya adalah bahwa Rahmat dan Karunia-Nya dilimpahkan kepada mereka yang taat dan beribadah kepada-Nya. Sejatinya, hanya Rahmat-Nya saja yang terpancarkan kepada seluruh makhluk-Nya. Orang yang tidak memperoleh Rahmat-Nya adalah rang yang tidak membuka dirinya untuk menerima Rahmat-Nya, oleh karena itu ia dikatakan sebagai mendapatkan “murka” dari-Nya.
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa (nafs)-nya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS Al-Syams [91] : 9-10)
Seseorang yang telah melakukan penyucian jiwa (tazkiyyah al-nafs) berarti telah membuka diri atau jiwanya untuk menerima cahaya cinta dan kasih sayang-Nya. Ia telah menaiki jenjang-jenjang kemurnian ruhani, dan pada tataran tertentu ia terbang ke langit demi langit dari alam ruhani. Dengan kata lain, tazkiyyah nafs adalah sebuah usaha untuk mencerap cahaya cinta-Nya.
Semakin besar kita membuka diri untuk-Nya maka akan semakin ‘dekat’ kita kepada-Nya, dan jika kita semakin ‘dekat’ kepada-Nya maka semakin besar pula cahaya cinta-Nya dapat diserap oleh kita. Sebaliknya seseorang yang membiarkan dirinya di dalam kegelapan tanah, jasad dan materi berarti telah membiarkan dirinya dalam keadaan stagnasi dan terkungkung oleh kejahilan. Orang-orang yang tidak berusaha menyucikan jiwanya sama dengan telah menutup (kufr) rapat-rapat dirinya dari pancaran cahaya cinta dan kasih sayang-Nya. Mereka ini telah menzalimi dirinya sendiri, dan Allah ‘murka’ kepada-Nya, karena mereka telah merusak dirinya sendiri. Kata zhulm sendiri yang merupakan akar kata zhalim bermakna kegelapan, atau ‘sesuatu’ yang tidak memperoleh cahaya.
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, akan tetapi manusia-lah yang menzalimi dirinya sendiri” (QS Yunus [10] ayat 44)
Manusia sendiri yang membiarkan dirinya terkungkung dalam kegelapan dan enggan menyongsong cahaya benderang Ilahi.
“Allah itu Cahaya (bagi) langit dan bumi” (QS Al-Nur [24] ayat 35)
Dialah Allah, Cahaya bagi segala maujud. Jika seseorang atau sesuatu tidak mendapatkan cahaya-Nya, bukan karena Tuhan tidak memberikan cahaya-Nya kepadanya namun mereka sendiri yang menutup dirinya dan menolak siraman cahaya Tuhan.
Karena orang-orang ingkar dan neraka sejenis,
Mereka bahagia dalam penjara neraka dunia ini.
Karena para nabi dan Firdaus sejenis,
Maka mereka menuju taman ruh dan kalbu.
(Rumi, Matsnawi, 1639-641)
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
tsunami di jepang hari ini (11-maret-2011) belum tau pasti berapa korban yang berjatuhan,,
nauzubillah,, alloh menunjukkan cinta dan murkaya الله ampunilah dosa hamba,kluarga hamba dan seluruh kaum muslimin di muka bumi ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar